<English>
Kangdez adalah mitos tentang sebuah kota benteng yang menyerupai taman firdaus dalam cerita rakyat Iran, yang berarti “Benteng Kang”. Didalam kitab Shahnameh karya Ferdowsi, Kangdez disebut sebagai Gangdez.
Kitab Pahlavi dalam abad pertengahan Persia menyebutkan bahwa Kangdez didirikan oleh Siyavakhsh (Siavosh didalam kitab Shahnameh). Didalam kitab Bundahishn dan Dadestan i-Denig, Kangdez ditaklukkan oleh Kay Khosrow. Didalam kitab Pahlavi, Kangdez adalah tempat tinggalnya Peshotan, putra Raja Vishtasp dan Khwarsheed-chihr putra Zarathushtra, yang mengumpulkan pasukan elitnya disana sebelum pertempuran akhir melawan Ahriman dan makhluk-makhluknya. Didalam kitab Dinkard, Kangdez adalah asal “Sudgar Nask yang hilang” dalam kitab Avesta masa kekaisaran Sasanid.
Menurut kitab Shahnameh, Siavosh, setelah melarikan diri dari Kay Kavus ke Turan, diberikan oleh Raja Turan Afrasiab sebidang tanah yang indah, dimana Siavosh mendirikan benteng Kangdez dengan kekuatan ajaibnya. Dalam kitab-kitab Persia lainnya, pembangunan Kangdez dikaitkan dengan Kay Kavus, Kay Khosrow dan bahkan Raja Jamshid yang legendaris. Wilayah di sekitar benteng Kangdez digambarkan sebagai banyak air dan permainan, dan diketahui tidak ada embun yang membeku pada musim dingin maupun musim panas. Ukurannya adalah tigapuluh farsakh persegi (1 farsakh kira-kira 6,2 kilometer). Kota berdinding Kangdez juga disebut sebagai Kang-e Siavosh, Kang-e Siyavakhsh, Siavoshgerd dan Siyavakhshgerd, dalam kitab-kitab yang berbeda. Kombinasi struktur perkotaan dan taman didalam dinding kota, tidak adanya es, serta beberapa (biasanya tujuh) lapis dinding atau bangunan yang terbuat dari bahan yang berbeda adalah deskripsi karakteristik kota tersebut dalam cerita rakyat Iran.
Menurut kitab Bundahishn, Kangdez awalnya ditopang diatas kepala para dewa (juga didalam kitab Pahlavi), tetapi kemudian ditempatkan di bumi oleh Kay Khosrow. Kangdez memiliki tujuh dinding melingkar yang terbuat dari emas, perak, baja, kuningan, besi, kristal dan lapis lazuli (didalam Bundahishn); atau batu, baja, kristal, perak, emas, kalsedon dan batu delima (didalam Pahlavi). Kangdez juga memiliki tangan dan kaki, dan terdapat mata air yang abadi. Ukurannya begitu luas sehingga seorang pria berkuda dan kereta tempur memerlukan limabelas hari untuk berjalan dari salah satu gerbang untuk melalui limabelas gerbangnya (Bundahishn), terbentang sejauh 700 parasang (kurang lebih 3900 kilometer) (Pahlavi). Setiap gerbangnya adalah setinggi limabelas orang, dan benteng itu sendiri begitu tinggi sehingga anak panah dari para pemanah terbaik tidak mungkin mencapai puncaknya (Pahlavi).
Menurut kitab Pahlavi, Kangdez pada awalnya berada di dunia lain, tetapi kemudian diturunkan ke bumi oleh Kay Khosrow, yang diperuntukkan bagi adik perempuannya, karena telah dibangun oleh ayahnya (Siavosh). Kangdez diturunkan di Turan timur di daerah Siavosh-kerd, dan Kay Khosrow memukimkan “orang-orang Iran” didalamnya yang terus menetap dan berakhir pada saat kedatangan Pisyotan (putra eskatologis Wistasp). Kangdez memiliki sebuah menara perak dengan puncak emas, melingkupi empatbelas gunung dan tujuh sungai yang berderet. Setelah dinasti Kayani berakhir, Pisyotan menjadi raja dan pendeta di Kangdez sampai saat terjadi pertempuran akhir, dimana ia pergi untuk bertempur, tetapi kemudian ia kembali dan menetap sampai masa Renovasi.
Siavosh tinggal di Kangdez sampai secara licik dibunuh oleh Afrasiab. Putra Siavosh, Kay Khosrow, berjanji untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Ketika Kay Khosrow naik tahta di Iranshahr, ia meluncurkan serangkaian ekspedisi untuk melawan Turan dan Afrasiab, yang akhirnya dapat dikalahkan. Afrasiab melarikan diri ke Cin (Tiongkok?) dan dari sana berlayar menuju ke Kangdez. Kay Khosrow kemudian mengejar Afrasiab, mengumpulkan seluruh kekuatan angkatan lautnya dan berlayar menuju Kangdez yang ditempuh dalam waktu enam bulan, tetapi Afrasiab secara diam-diam telah melarikan diri. Kay Khosrow kemudian tinggal di Kangdez selama satu tahun dan selanjutnya berlayar kembali ke Iran melalui wilayah Turan.
Didalam kitab Avesta pada masa kekaisaran Sasanid (224 – 651 M) disebutkan bahwa Laut Vourukasha terdapat di ekstrim timur dan merupakan sumber angin dan awan yang menghasilkan hujan. Laut ini digambarkan sebagai “dalam perairan garam”. Disebutkan pula tentang adanya pasangsurut, yaitu “air naik dan turun”, yang disebabkan oleh aliran sungai-sungai kearah selatan yang menuju Laut Vourukasha dimana pasangsurutnya mempengaruhi turun-naiknya permukaan sungai serta arusnya. Di sekitar Laut Vourukasha terdapat kota Eranvej, dimana pegunungan Hukairya berada. Pada pegunungan Hukairya terdapat mata air dan sungai besar yang dikenal dengan nama Aredvi Sura Anahita, yang merupakan sumber air untuk semua sungai di “dunia”. Juga pada perbukitan ini tumbuh tanaman suci “haoma putih”.
Didalam literatur-literatur akhir, Siavosh dikatakan telah membangun Kangdez di “pinggir” Eranvej. Disebutkan pula bahwa di sekitar Laut Vourukasha terdapat sapi raksasa dimana pada punggungnya keluar tiga api suci.
Didalam kitab Dadestan i-Menog i-Khrad, lokasi Kangdez digambarkan sebagai “dipercaya berada di seperempat belahan bumi timur, dekat Satavayes di pinggir Airan-vego”. Satavayes adalah sebuah bintang atau konstelasi bintang. Menurut teks akhir Zoroaster, Kangdez terletak di luar Khotan (Hotan kini) dan Tiongkok, satu tahun perjalanan (enam bulan bagi Kay Khosrow) ke timur melalui laut dari pelabuhan Baluchi di Makran. Geografer Arab, al-Biruni, mengidentifikasi Kangdez dengan tempat lain yaitu Yamakoti, kota legendaris paling timur pada peta dunia India.
Para geografer yang menggunakan Kangdez sebagai meridian utama adalah yang dikenal sebagai sekolah al-Balkhi, diambil dari nama Abu Mashar al-Balkhi, yang dikenal di Barat sebagai Albumasar. Selama Abad Pertengahan, Albumasar adalah sangat terkenal dalam bidang astronomi/astrologi Muslim di Eropa. Teorinya tentang siklus historis yang terkait dengan planet mempengaruhi banyak astrolog Eropa termasuk Nostradamus dengan karya utamanya Revolutions yang didasarkan pada konsep-konsep tersebut. Abu Mashar al-Balkhi menempatkan meridian di timur jauh, mendasarkan kanon geografisnya di Kangdez sebagai 0 derajat bujur. Referensi 0 derajat bujur adalah menunjukkan sebuah konsep bahwa Kangdez dianggap sebagai pusat bumi. Al-Kashi pada abad ke-15 menempatkan Kangdez di ekstrim timur atau 180 derajat bujur timur, dan di khatulistiwa (0 derajat lintang).
Gambaran-gambaran tentang Kangdez tersebut diatas, termasuk letaknya di ekstrim timur jauh, berada di sebuah laut (samudera) yang dapat dicapai dari Iran melalui laut (setahun atau enam bulan pelayaran), terletak di sekitar khatulistiwa, tidak terdapat salju, terdapat dua musim, di luar Tiongkok, di sebelah timur India (menurut al-Biruni), banyak sungai, air dan pegunungan, dan terdapat deretan gunung berapi (“sapi raksasa” dimana pada punggungnya keluar tiga api suci) menunjukkan bahwa kemungkinan besar Kangdez berada di Sundalandia. Gambaran-gambaran mengenai kota benteng Kangdez, antara lain terdiri dari lingkaran-lingkaran dinding yang berlapiskan logam dan batu mulia, terdapat banyak air dan tempat permainan, terdapat mata air abadi, terdapat menara dari perak dan emas, dibangun oleh tokoh yang dimuliakan (Siavosh atau Kay Khosrow) dengan kekuatan ajaib, terdapat sungai-sungai dan gunung-gunung, terdiri dari dataran luas yang dipengaruhi pasangsurut laut, sungai-sungainya bersumber dari pegunungan dan mengalir kearah selatan, dan berada di lingkungan laut, menunjukkan bahwa Kangdez kurang lebih memiliki karakteristik yang mirip dengan Atlantis.
***
Copyright © 2016, Dhani Irwanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar