Lemuria dan Mu

Penelitian oleh Dhani Irwanto, 5 Maret 2017
Lemuria dan Mu adalah sebutan untuk benua legendaris yang hilang, kadang-kadang nama yang berbeda dan kadang-kadang disamakan, yang menurut para pendukungnya terdapat di Samudera Atlantik, Hindia atau Pasifik dan memiliki atribut-atribut yang banyak dihubungkan dengan Atlantis. Teori tentang daratan Lemuria dan Mu yang hilang secara misterius tersebut dipopulerkan pada abad ke-19, ketika teori evolusi mulai diperkenalkan dan merupakan salah satu terobosan ilmu yang menantang cara-cara konvensional dalam memahami kehidupan. Penemuan arkeologi di Mesir, Maya dan masyarakat lainnya telah menimbulkan interpretasi sejarah yang baru, dalam bentuk mistisisme yang radikal, seperti halnya teosofi yang telah populer.
Lemuria adalah nama sebuah hipotesis tentang “daratan hilang” yang terletak di Samudera Hindia atau Pasifik. Seorang naturalis Jerman Ernst Heinrich Haeckel (1834 – 1919) mengusulkan bahwa sebuah jembatan daratan yang menghubungkan Madagaskar di Samudera Hindia dengan daratan India bisa menjelaskan penyebaran binatang lemur, sebuah mamalia yang kecil, primitif dan menghuni pepohonan yang terdapat di Afrika, Madagaskar, India dan kepulauan Asia Tenggara. Haeckel juga menyarankan bahwa lemur merupakan nenek moyang umat manusia dan bahwa jembatan daratan ini adalah “kemungkinan asal-usul umat manusia”. Nama Lemuria berasal dari seorang ahli zoologi Phillip Lutley Sclater (1829 – 1913) pada tahun 1864 untuk menamai sebuah benua hipotetis dalam sebuah artikel Mamalia dari Madagaskar didalam The Quarterly Journal of Science.
Lemuria kemudian memasuki leksikon okultisme melalui karya-karya okultis Rusia Helena Petrovna Blavatsky (1831 – 1891). Dalam buku besarnya Doktrin Rahasia (1888), Blavatsky menggambarkan sejarah yang berasal jutaan tahun yang lalu sebagai ‘Penguasa Api’ dan dilanjutkan dengan membahas lima ‘Ras Asal’ yang telah ada di bumi, dan kemudian punah karena bencana-bencana hebat. Ras Asal yang ketiga disebut ‘Lemuria’, yang hidup satu juta tahun yang lalu, berupa raksasa-raksasa yang memiliki kemampuan telepati dan menjadikan dinosaurus sebagai hewan peliharaannya. Ras Lemuria akhirnya tenggelam saat benua mereka tenggelam dibawah Samudera Pasifik. Keturunan Lemuria adalah Ras Asal keempat, yaitu manusia Atlantis, yang diturunkan menggunakan ilmu hitam. Benua mereka tenggelam karena gelombang besar 850.000 tahun yang lalu. Manusia yang sekarang adalah Ras Asal kelima. Blavatsky juga menggambarkan bahwa yang selamat dari kehancuran Lemuria mengungsi dan menjadi nenek moyang beberapa suku Aborigin di Australia. Dikatakan bahwa ia memperoleh semua informasi mengenai Lemuria dari Kitab Dzyan, yang ditulis dalam masa Atlantis, dan ditunjukkan kepadanya oleh orang-orang cakap India yang dikenal dengan ‘Mahatma’.
Menurut L Sprague de Camp, konsep Lemuria Blavatsky dipengaruhi oleh penulis kontemporer lainnya dengan tema benua yang hilang, antara lain oleh seorang anggota Konggres Amerika Ignatius L Donnelly, seorang pemimpin sekte Amerika Thomas Lake Harris dan seorang penulis Perancis Louis Jacolliot. Apa yang Blavatsky dan okultis lainnya sarankan mengenai Lemuria bisa diartikan sebagai kondisi spiritual jiwa yang ideal, semacam visi spiritual-historis. Namun demikian, ada beberapa paranormal dan peramal yang bahkan sampai saat ini masih menganggap keberadaan Lemuria sebagai realitas fisik.
Mu adalah nama sebuah benua yang hilang yang konsep dan namanya diusulkan oleh wisatawan dan penulis abad ke-19 Augustus Le Plongeon dan Alice Dixon, yang mengklaim bahwa beberapa peradaban kuno, seperti yang di Mesir dan Amerika Tengah, diciptakan oleh para pengungsi dari Mu – yang terletak di Samudera Atlantik. Le Plongeon dan Dixon telah membangun “sejarah” imajinatif, yang menjadikan situs Maya di Yucatán sebagai tempat lahirnya peradaban dan kemudian bermigrasi kearah timur ke Atlantis dan kemudian ke Mesir Kuno.
Dalam bukunya Misteri Keramat diantara Bangsa Maya dan Quiche (1886) dan Ratu Moo dan Sphinx Mesir (1896), Le Plongeon menafsirkan bagian dari teks dari apa yang kemudian disebut Kodeks Troano (juga dikenal sebagai Kodeks Madrid), yang mengungkapkan bahwa bangsa Maya di Yucatán merupakan nenek moyang orang Mesir dan banyak peradaban lainnya. Ia juga percaya bahwa sebuah benua kuno, yang ia sebut Mu, telah dihancurkan oleh letusan gunung berapi, dan yang selamat dari bencana ini adalah pendiri peradaban Maya. Le Plongeon sebenarnya mendapatkan nama “Mu” dari Charles Étienne Brasseur de Bourbourg, yang pada tahun 1864 telah salah menerjemahkan Kodeks Troano menggunakan alfabet de Landa. Para peneliti yang telah mencoba untuk menggunakan alfabet de Landa telah melaporkan bahwa hal itu adalah bohong. Kredibilitas Le Plongeon telah jatuh karena usahanya untuk menerjemahkan Kodeks Troana. Penelitian terbaru terhadap “alfabet” Maya telah menunjukkan bahwa “alfabet” itu bukanlah berupa hieroglif tetapi logogram. Terjemahan terbaru terhadap Kodeks Troano telah menunjukkan bahwa kodeks itu adalah sebuah risalah tentang astrologi. Sebenarnya, keberadaan Mu sudah disengketakan pada masa Le Plongeon.
Konsep hilangnya peradaban Mu kemudian dipopulerkan dan dikembangkan oleh seorang kolonel Amerika James Churchward, yang menegaskan bahwa Mu pernah berada di Samudera Pasifik, dengan publikasinya Benua Mu yang Hilang pada tahun 1931. Ia mengklaim bahwa benua Mu yang hilang pernah meliputi wilayah yang luas dari Hawaii di utara sampai sejauh Fiji dan Pulau Paskah di selatan. Menurut Churchward, Mu adalah Taman Eden yang asli dan berupa sebuah peradaban berteknologi maju yang berpenduduk 64 juta jiwa. Sekitar 12.000 tahun yang lalu Mu hancur karena gempa bumi dan tenggelam dibawah Samudera Pasifik. Rupanya Atlantis, sebuah koloni Mu, hancur dengan cara yang sama seribu tahun kemudian. Semua peradaban kuno utama dunia, dari Babilonia dan Persia, sampai Maya dan Mesir, adalah sisa-sisa koloni Mu.
Churchward mengklaim bahwa ia mendapatkan informasi sensasional ini ketika, sebagai perwira muda di India selama bencana kelaparan pada tahun 1880-an, ia berteman baik dengan seorang pendeta India. Pendeta ini mengatakan kepada Churchward bahwa ia dan dua sepupunya adalah satu-satunya yang selamat dari pemerintahan esoteris berusia 70.000 tahun yang berasal dari Mu. Pemerintahan ini dikenal sebagai “Persaudaraan Naacal”. Pendeta tersebut menunjukkan kepada Churchward sejumlah tablet kuno yang ditulis oleh Pemerintahan Naacal dalam bahasa kuno yang sudah dilupakan, yang kemungkinan adalah bahasa asli umat manusia, yang ia ajarkan kepada sang perwira muda untuk membaca. Churchward kemudian menegaskan bahwa sebuah artefak batu yang ditemukan di Meksiko mengandung sebagian dari Tulisan Suci yang Terinspirasi dari Mu, yang gagasannya kemungkinan diambil dari Augustus Le Plongeon dan menggunakan Kodeks Troana untuk memberikan bukti tentang keberadaan Mu. Sayangnya, Churchward tidak pernah menunjukkan bukti tersebut untuk mendukung klaim yang eksotis itu, ia tidak pernah menerbitkan terjemahan tablet Naacal yang misterius, dan buku-bukunya, meskipun masih memiliki banyak pengikut sampai sekarang, mungkin lebih baik dibaca sebagai hiburan daripada penelitian faktual tentang Mu.
Teori Lemuria dan Mu telah menghilang sama sekali dari pertimbangan ilmiah konvensional setelah teori lempeng tektonik dan pergeseran benua diterima oleh komunitas ilmiah yang lebih luas. Teori ini menegaskan bahwa lempeng kerak bumi berada diatas batuan mantel kurang kaku yang bergerak sehingga menyebabkan pergeseran benua, aktivitas vulkanik dan seismik, dan pembentukan deretan pegunungan. Para ahli geologi menganggap teori benua yang tenggelam dibawah Samudera Pasifik dan Hindia sebagai kemustahilan. Jika fondasi benua besar tersebut telah terpisahkan oleh aktivitas vulkanik, batuan dasar yang sangat besar akan dapat diamati saat ini di dasar laut. Madagaskar dan India memang pernah menjadi bagian daratan yang sama, namun pergerakan lempeng yang menyebabkan India melepaskan diri dan pindah ke lokasi yang sekarang adalah terjadi jutaan tahun lalu. Mereka juga menunjukkan bahwa teori-teori daratan yang hilang di Samudera Atlantik, Hindia dan Pasifik sebagian besar berasal dari abad ke-19, ketika pengetahuan tentang daerah-daerah di bumi adalah masih terbatas dan sebelum dasar laut telah dipetakan dengan baik.
Keberadaan Lemuria dan Mu sekarang sudah dianggap tidak memiliki dasar faktual. Fakta-fakta yang telah disusun untuk menjelaskan teori tersebut sekarang sudah dianggap tak berdasar. Keduanya saat ini telah dianggap sebagai wilayah yang fiktif, dan buku-buku tentang itu umumnya dikelompokkan dalam bagian agama dan spiritualitas didalam toko buku. Tenggelamnya daratan yang luas dan penyebaran penduduk yang terjadi selama dan sesudah kenaikan permukaan laut pada Zaman Es terakhir, memang saat ini sudah banyak diterima oleh masyarakat ilmiah yang lebih luas, namun pendekatan dengan teori Lemuria dan Mu pada abad ke-19 untuk membuktikan keberadaannya adalah sudah usang dan tidak memiliki dasar yang faktual.
Negara Atlantis
Peta samudera di bumi pada periode Maksimum Glasial Terakhir. Sundalandia adalah satu-satunya daratan luas yang dapat dihuni dan sekarang sebagian telah tenggelam.
***

1 komentar: